Kepemimpinan Dan Motivasi

Posted by Asrofy on 10:43

BAB 1
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Manusia adalah mahluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun berkelompok kecil.
Manusia adalah makhluk yang paling mulia disbandingkan dengan makhluk yang lainnya. Manusia dianugrahi kemampuan untuk berfikir, kemampuan untuk memilah dan memilah. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin untuk dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relative pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dan motivasi  dalam pengarahan adalah factor penting efektivitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitaskualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat, bila organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif organisasi, berbagai perilaku dan teknik tersebut akan dapat dipelajari.
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedalaman dalam diri ( inner peace ) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang di berikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
Kepemimpinan lahir dari proses internal, justru seringkali seseorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa mereka yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat ( encourager ), motivator , inspirator, dan maximizer.
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian ( honor and praise ) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah orang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati.
2.      Rumusan Masalah
A.    Apa konsep kepemimpinan dan motivasi?
B.     Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kotivasi kerja?
3.      Tujuan
Tujuan dari tulisan ini, antara lain:
a.       Agar mahasiswa mengetahui konsep-konsep kepemimpinan dan motivasi.
b.      Agar mahasiswa mengetahui pengaruh-pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja.
4.      Manfaat
Manfaat dari tulisan ini. antara lain:
Menambah wawasan mahasiswa tentang teori kepemimpinan dan motivasi.










BAB 2
PEMBAHASAN
A.    Konsep-konsep kepemimpinan dan motivasi
1.      Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari hari baik dilingkunga keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahaan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaa. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu sama lainnya.
Hill dan Caroll (1997) berpendapat bahwa, kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Struktur organisasi adalah kerangka atau susunan unit atau satuan kerja atau fungsi-fungsi yang dijabarkan dari tugas atau kegiatan pokok suatu organisasi, dalam usaha mencapai tujuannya. Setiap unit mempunyai posisi masing masing, sehingga ada unit yang berbeda jenjang atau tingkatannya dan ada pula yang sama jenjang atau tingkatannya antara yang satu dengan yang lain.
Beberapa dekade yang lalu kekuasaan dan posisi sangat berpengaruh terhadap seorang pemimpin. Namun, dewasa ini seorang pemimpin tidak dapat menuntut bawahan untuk menghormati dan menghargai mereka. Penghormatan dan penghargaan tersebut harus diperoleh. Kepemimpinan saat ini, lebih dari kapan pun, merupakan proses dua arah antara pemimpin dan yang dipimpin. Pada akhirnya, tanpa bawahan yang mempunyai kemauan, pemimpin tidak dapat memimpin. Kepemimpinan sangat mempengaruhi produktivitas sebuah organisasi. Kepemimpinan yang buruk akan mengakibatkan:
a.       Kelompok tidak mengerti apa yang harus dikerjakan. Waktu dan sumber daya dapat terbuang percuma, dan pekerjaan pun tidak dilaksanakan dengan sempurna.
b.      Kelompok tidak termotivasi. Memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan suatu tugas, atau bahkan tidak dapat menyelessaikannya sama sekali.
c.       Individu tidak bekerja sebagai tim dan tidak tidak berinteraksi sebagai suatu kelompok.
d.      Kemungkinan kelompok akan berusaha minimal untuk menyelesaikan suatu tugas, dan tidak dapat bertahan jika bekerja dalam tekanan.
e.       Turn over anggota kelompok akan lebih sering karena mereka tidak mau bertahan dalam lingkungan tersebut.
f.       Individu tidak akan mengembangkan keahlian yang diperlukan. Oleh karena itu, kelompok ini tidak akan dapat menghadapi situasi baru.
Sebaliknya, kepemimpinan yang baik akan mengakibatkan:
a.       Kelompok bekerja sebagai tim, tidak sebagai individu di dalam kelompok. Mereka bekerja untuk tujuan kelompok.
b.      Tim dapat memahami tujuan-tujuan kelompok dan bagaimana mereka dapat menyesuaikan tujuan kelompok tersebut dengan tujuan-tujuan organisasi.
c.       Anggota tim saling mendukung satu sama lain.
d.      Tim bersedia memberikan usaha lebih saat dibutuhkan.
e.       Tim menetapkan target pekerjaan yang sempurna, tidak hanya ‘melakukan pekerjaan’.
f.       Setiap individu tahu apa yang harus dikerjakan oleh tim, dan peran masing-masing individu dalam melakukan pekerjaan tersebut.
g.      Anggota tim bermotivasi untuk melakukan tugas seefektif mungkin.
h.      Tugas spesifik di dalam pekerjaan keseluruhan ditugaskan kepada anggota tim yang paling berkemampuan.
Kepemimpinan adalah kemampuan sesorang mempengaruhi atau memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Dari batasan tersebut diatas, dapat diketahui bahwa kepemimpinan atau memimpin adalah usaha untuk mengerakkan orang lain ataupun bawahan yang dipimpin, supaya mereka dapat bekerja sama menuju tujuan yang diinginkan bersama dan yang dianggap penting bagi mereka. Jadi, kepemimpinan itu dapat timbul kapan saja dan dimana saja. Apabila ada unsur-unsur sebagai berikut :
a.       Ada orang yang dipengauhi atau anggota, bawahan, pengikut, kelompok orang yang mau diperintah dan dikomandokan.
b.      Ada orang yang mempengaruhi atau memimpin, pemberi komando, dan pembimbing.
c.        Ada pengarahan kepada suatu tujuan oleh orang yang mempengaruhi atau memimpin.
Selain dari unsur-unsur di atas, ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam kepemimpinan, antara lain:
a.       Seorang pemimpin harus dapat mendistribusikan kekuasaanya kepada orang orang kepercayaanya dengan mengangkat orang orang yang tepat untuk menjadi kepala kepala bagian dalam perusahaan.
b.      Seorang pemimpin harus bisa memimpin bawahannya agar aktivitas perusahaan berjalan lancar.
c.       Seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi bawahannya sehingga semua pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan.
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu, antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.  
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
a.       Kecerdasan.
b.      Kedewasaan Dan Keluasan Hubungan Social.
c.       Motivasi Diri Dan Dorongan Berperstasi.
d.      Sikap Hubungan Kemanusiaan.
Dr. George R Terry, Phd. Mengemukakan berbagai jenis kepemimpinan yaitu sebagai berikut :
a.       Kepemimpinan personal (personal leadership type).
b.      Kepemimpinan nonpersonal (nonpersonal leadership type).
c.       Kepemimpinan otoriter (authoritarian leadership type).
d.      Kepemimpinan demokrasi (democratic leadership type).
e.       Kepemimpinan kebapakan (paternalistic leadership type).
f.       Kepemimpinan bakat (indogeneous leadership type).
Manajer menjadi seorang pemimpin saat kepribadian dan karakter, pengetahuan dan fungsi keahlian untuk pemimpin diakui dan diterima oleh individu-individu yang berhubungan. Kepemimpinan dapat diperoleh dari sebuah situasi spesifik dan otoritasnya dapat diperoleh dari posisi (jabatan), kepribadian (kualitas dasar dan pengaruh), serta pengetahuan (keahlian teknis). Agar dapat menjadi seorang pemimpin yang baik, terdapat beberapa kualitas yang harus dimiliki, yaitu:
a.      Enthusiasm
b.      Integrity, baik pribadi keseluruhan dan konsisten pada nilai diluar diri sendiri, terutama kebaikan & kejujuran. Kualitas ini menimbulkan kepercayaan kepada pemimpin.
c.       Fairness, memberi reward dan penalty terhadap performa kerja tanpa ada ‘favorite’, memperlakukan individu berbeda tapi seimbang.
d.      Warmth, hati dan pikiran terikat, menyayangi orang lain, serta kepedulian terhadap orang lain.
e.       Humility, kebalikan dari angkuh, menjadi pendengar yang baik dan tanpa ego yang berlebihan.
f.       Confidence, tidak percaya diri berlebihan (yang biasanya dapat menuju pada arogansi), tapi tetap memiliki kepercayaan diri.
2.      Motivasi
Hasibuan (2000: 142) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Jadi motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahannya, agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Manajer yang leads through motivation akan mengembangkan suatu kondisi kerja dan melakukan kepemimpinan yang menggugah seseorang untuk bekerja lebih keras.

Morrison (1994) memberikan pengertian motivasi sebagai kecendrungan seseorang melibatkan diri dalam kegiatan yang mengarah sasaran. Jika perilaku tersebut mengarah pada suatu obyek (sasaranya) maka dengan motivasi tersebut akan diperoleh pencapaian target atau sasaran yang sebesar-besarnya sehingga pelaksanaan tugas dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya, sehingga efektivitas kerja dapat dicapai. Menurut Gibson (1997), motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Jadi lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu rangkaian kegitan pemberian dorongan, yaitu bukan hanya kepada orang lain tetapi juga kepada diri sendiri. Sehingga melalui dorongan ini diharapkan akan dapat bertindak kearah tujuan yang diinginkan. Vroom (1964) dalam Luthan (2005) mengatakan kekuatan motivasi adalah valensi dan harapan. Teori pengharapan berargumentasi bahwa motivasi kerja ditentukan oleh keyakinan individu yang berhubungan dengan, hubungan usaha-kinerja (expectancy = pengharapan), hubungan kerja-hasil (instrumentalitas = perantara), dan persepsi pentingnya berbagai macam hasil pekerjaan (valence = valensi).
Unsur-unsur motivasi:
a.       Tujuan
Manusia adalah makhluk bertujuan, meski tidak ada manusia yang mempunyai tujuan yang benar-benar sama. Demikian juga sama halnya dengan organisasi. Idealnya semua manusia organisasional memiliki motivasi tinggi dan ada kesadaran dalam diri mereka bahwa tujuan organisasi adalah bagian dari tugas keorganisasian dan juga tujuan hidupnya. Manusia organisasional yang memiliki motivasi tinggi senantiasa sadar bahwa antara tujuan dirinya dengan tujuan organisasi sama sekali tidak terpisahkan atau kalaupun terpisah, tidak terlalu senjang. Sadar bahwa dia membutuhkan organisasi, dan sadar pula bahwa organisasi membutuhkan dirinya.
b.      Kekuatan dari Dalam Diri Individu.
Manusia adalah insan yang memiliki energi, apakah itu energi fisik, otak, mental dan spiritual dalam arti luas. Kekuatan ini berakumulasi dan menjelma dalam bentuk dorongan batin seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik dan benar. Manusia organisasional bekerja dalam organisasi semata-mata karena rasa terpanggil untuk berbuat, tanpa mengingkari ada maksud-maksud yang ingin dicapai dari pekerjaan itu. Perilaku atau perbuatan sehari-hari dari manusia semacam ini berlangsung secara rutin, sengaja dan bersahaja.
c.       Keuntungan.
Manusia bekerja ingin mendapatkan keuntungan adalah manusiawi, meski harus dihindari sikap yang hanya ingin bekerja manakala ada keuntungan langsung (direct profit) yang akan diperolehnya. Rasa dekat terhadap kebutuhan, keinginan memperoleh imbalan, rasa ingin meningkatkan diri dan seperangkat keinginan mencari keuntungan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan aktivitas manusia. Namun keinginan untuk mendapatkan keuntungan ini akan menjadi bahaya bagi manusia organisasional, jika dia bekerja semata-mata karena dilihat dari dimensi untung-ruginya saja.

B.     Pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja.
Pengaruh konsep kepemimpinan terhadap motivasi kerja baik itu Pegawai maupun karyawan dapat dilihat melalui teori motif sifat Mc. Celland. Menurut David Mc. Celland, semua orang dewasa berpotensi bertingkah laku secara beraneka ragam tergantung pada :
a.       Kekuatan atau kesiapan dari berbagai motif pada dirinya. Ada 3 motif, yaitu:
a)      Motif prestasi.
b)      Motif persahabatan.
c)      Motif kekuasaan.
b.      Karakteristik situasi dan kesempatan.
Karakteristik situasi akan menentukan motif mana yang akan terangsang dan macam tingkah laku yang timbul. Setiap orang memiliki ketiga motif sosial, tapi dengan kadar motif yang berlainan. Orang dengan Motif Prestasi, Motif Sahabat dan Motif Kuasa yang tinggi, tingkah lakunya dapat diramalkan, makin kuat motif itu, makin jelas corak tingkah laku yang tampak.
a)      Orang dengan Motif Prestasi yang tinggi, akan:
a.       Melakukan sesuatu lebih baik daripada orang lain
b.       Mencapai atau melebihi ‘ukuran keberhasilan’ yang ditetapkan sendiri.
c.       Mencapai suatu hasil yang luar biasa dan khas
d.      Bertanggungjawab atas semua tindakannya
e.       Mencari umpan balik (feedback) tentang hasil tindakannya
f.       Mengambil risiko yang moderat(menantang tetapi dapat dicapai secara nyata)
g.      Berusaha melakukan sesuatu dengan cara kreatif dan inovatif
h.      Mengingatkan diri atau melibatkan diri pada karir di masa yang akan datang.
b)      Orang dengan Motif Persahabatan yang tinggi :
a.       Lebih memperhatikan apakah ia disukai dan diterima oleh orang lain yang diikuti dengan adanya persahabatan
b.      Lebih suka berhubungan dan bersama orang lain daripada sendirian, termasuk bercakap-cakap lewat telepon, berkunjung.
c.       Cemas terhadap putusnya hubungan pribadi yang baik
d.      Lebih memperhatikan segi hubungan antar pribadi daripada segi hubungan tugas dalam pekerjaan
e.       Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain, cemas terhadap putusnya hubungan pribadi yang baikBekerja lebih efektif dalam hubungan kerjasama yang kooperatif.
c)      Orang dengan Motif Kekuasaan yang tinggi :
a.       Melakukan perbuatan yang menunjukkan kekuasaannya
b.      Melakukan sesuatu yang mengakibatkan timbulnya perasaan sangat positif(senang) atau sangat negatif pada orang lainSangat aktif dalam menentukan arah kegiatan organisasi tempat ia berada
c.       Peka dan memperhatikan struktur pengaruh antar pribadi, kelompok dan organisasiMengumpulkan benda/barang mewah atau menjadi anggota perkumpulan yang mencerminkan prestise
d.      Cemas akan nama baiknya/kedudukannya
e.       Berusaha menolong orang lain walaupun tidak diminta
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan motif prestasi, antara lain:
a.       Faktor individu : penilaian tentang kemampuan/potensi diri, konsep diri, kematangan pribadi (internal rewards.
b.      Faktor Lingkungan : dukungan dan umpan balik positif berupa ‘hadiah’ dalam bentuk pujian , penghargaan, promosi (external rewards) setiap kali individu berhasil mencapai prestasi unggul.
Karyawan yang termotivasi berada di jalur menuju produktivitas tinggi. Ciriciri karyawan yang termotivasi tinggi adalah:
a.       Karyawan tersebut mampu memotivasi diri sendiri, berinisiatif, dan memacu diri untuk memulai sesuatu serta mempunyai komitmen tinggi (OCB : Organizational Citizenship Behavior).
b.      Tekun, bekerja produktif menuntaskan tugas sampai berhasil walaupun mendapat rintangan.
c.       Mempunyai kemauan keras untuk bekerja-selalu sibuk
d.      Bekerja efektif tanpa pengawasan
e.       Melihat hal-hal yang harus dikerjakan dan mengambil tindakan yang perlu
f.       Menyukai tantangan-ingin menguji kemampuannya-menyukai pencarian pemecahan masalah.
g.      Selalu ingin bertanya-menunjukkan keingintahuan
h.      Memperlihatkan ketidakpuasan konstruktif selalu memikirkan perbaikan sesuatu.
i.        Berorientasi pada sasaran atau pencapaian hasil
j.        Selalu tepat waktu dan ingin menepati waktu
k.      Tingkat energi tinggi, dapat mengarahkan dan mempertahankan energi dengan efektif
l.        Merasa puas jika sudah melakukan pekerjaan dengan baik
m.     Menghargai imbalan yang pantas untuk hasil kerja yang berprestasi
n.      Memberikan andil pada penyelesaian pekerjaan yang melebihi dari yang diharapkan
o.      Memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya (bangga, punya kebiasaan kerja yang baik, cermat, konsisten) dan terhadap lingkungan kerjanya (menghormati manajemen, mempunyai hubungan baik dengan manajemen, kolega, dan bawahan)
p.      Percaya diri dan luwes dalam menyesuaikan diri dengan perubahan.
Pada saat memotivasi diri sendiri, faktor yang memotivasi Recognition & Responsibility. Motivator yang paling besar pada diri adalah Belief yaitu, keyakinan bahwa diri bertanggungjawab pada tindakan dan perilaku sendiri. Ketika orang menerima tanggung jawab, semua menjadi lebih baik :kualitas, produktivitas, relationship dan kerjasama Untuk memotivasi orang lain, kita dapat memberi penghargaan, menghargai, menciptkan pekerjaan yang lebih menarik, menjadi pendengar yang baik, member tantangan, serta menolong tapi tidak melakukan sesuatu bagi orang lain yang sebenarnya dapat dilakukan oleh dirinya sendiri.
Salah satu hal yang dapat dilakukan manajer untuk memotivasi bawahannya adalah dengan memberikan reward. Agar pengaruh reward dapat digunakan secara maksimal, manajer perlu :
a.       Menghormati keberagaman dan perbedaan individu
b.      Secara jelas memahami apa yang orang lain inginkan dari suatu pekerjaan
c.       Mengalokasikan rewards untuk memuaskan kebutuhan individu dan organisasi.


BAB 3
PENUTUP
A.    Simpulan
Kepemimpinan dan organisasi adalah dua hal yang berbeda. Meski memiliki tautan dalam konteks kerja dan interaksi antar-manusia organisasional. Keith Davis mengemukakan bahwa tanpa kepemimpinan, organisasi hanya merupakan kelompok manusia yang kacau, tidak teratur, dan tidak akan dapat melahirkan perilaku bertujuan. Kepemimpinan adalah faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok bersama dan memberinya motivasi menuju tujuan-tujuan tertentu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ini berarti antara kepemimpinan dengan motivasi memiliki ikatan yang kuat. Kepemimpinan tidak mungkin berlangsung tanpa ada upaya memotivasi bawahan atau orang lain. Dalam artian pihak lain atau bawahan dapat patuh mengikuti perintah sang pemimpin, hanya jika sang pemimpin mampu mendorong atau memotivasi mereka sehingga mereka (bawahan) dapat terdorong untuk melakukan suatu tindakan yang terarah pada tujuan bersama. Mengingat para bawahan atau rekan kerja yang dimotivasi memiliki beragam kepribadian dengan beragam motivasi, maka rangkaian kata berikut ini layak disimak dalam rangka menjadi pemimpin yang mampu memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan unit kerja dan organisasi.



B.     Kritik dan Saran

Hendaknya jika menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi dapat menerapkan gaya kepmimpinan sesuai dengan situasi dengan berbagai pertimbangan yang telah diperhitungkan secara matang.

Kepemimpinan Dan Motivasi
Posted at: 10:43

0 comments:

Post a Comment

MS