METODE ROLE PLAYING
Metode role
playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai
tokoh. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam
‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.
Menurut Gangel
(1986) role playing adalah suatu metode mengajar merupakan tindakan yang
dilakukan secara sadar para pemain diskusi tentang peran dalam kelompok.
Menurut Blatner (2002), role playing adalah sebuah metode untuk mengeksplorasi
hal-hal yang menyangkut situasi social yang kompleks.
Di dalam kelas,
suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga semua siswa bisa mengetahui
situasi yang diperankan. Semuanya berfokus pada pengalaman kelompok. Guru harus
mengenalkan situasinya dengan jelas sehingga tokoh dan penontonnya memahami
masalah yang disampaikan. Sama seperti para pemainnya, penonton juga terlibat
penuh dalam situasi belajar. Pada saat menganalisa dan berdiskusi, penonton
harus memberikan solusi-solusi yang mungkin bisa digunakan untuk mengatasi
masalah yang disampaikan.
Menurut Hamalik
(2004: 214) bahwa model role playing (bermain peran) adalah “model pembelajaran
dengan cara memberikan peran-peran tertentu kepada peserta didik dan
mendramatisasikan peran tersebut kedalam sebuah pentas”. Bermain peran (role
playing) adalah salah satu model pembelajaran interaksi sosial yang menyediakan
kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara aktif
dengan personalisasi. Oleh karena itu, lebih lanjut Hamalik (2004: 214)
mengemukakan bahwa “bentuk pengajaran role playing memberikan pada murid
seperangkat/serangkaian situasi-situasi belajar dalam bentuk keterlibatan
pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru”. Selain itu, role playing
sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar
membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang
lain saat menggunakan bahasa tutur (Syamsu, 2000).
Terdapat lima
karakteristik bermain peran, yaitu:
Ø
Merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki
nilai yang positif bagi anak.
Ø
Didasari motivasi yang muncul dari dalam. Jadi
anak melakukan kegiatan itu atas kemauannya sendiri.
Ø
Sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakan
kewajiban. Anak merasa bebas memilih apa saja yang ingin dijadikan alternatif
bagi kegiatan bermainnya.
Ø
Senantiasa melibatkan peran aktif dari anak,
baik secara fisik maupun mental.
Ø Memiliki
hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti
kemampuan kreatif, memecahkan masalah, kemampian berbahasa, kemampuan
memperoleh teman sebanyak mungkin dan sebagainya.
Langkah-langkah metode role playing:
1. Bila
role playing baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru menerangkannya
terlebih dahulu teknik pelaksanaanya, dan menentukan diantara siswa yang tepat
untuk memerankan lakon tertentu, secara sederhana dimainkan di depan kelas
2. Menerapkan
situasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa
dan latar belakang cerita yang akan dipentaskan tersebut.
3. Pengaturan
adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa
4. Setelah
role playing itu dalam puncak klimas, maka guru dapat menghentikan jalannya
drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat
diselesaikan secara umum, sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat
dan menilai role playing yang dimainkan. Role playing dapat pula dihentikan
bila menemui jalan buntu
5. Guru
dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya
role playing untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya.
Kelebihan metode role playing antara lain :
Ø Dapat
berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan
pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk dilupakan
Ø Sangat
menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh
antusias
Ø Membangkitkan
gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa
kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
Ø Dapat
menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik
butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri
Kelemahan metode role playing antara lain :
Ø Role
playing/ bermain peranan memerlukan waktu yang relatif panjang banyak.
Ø Memerlukan
kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini
tidak semua guru memilikinya.
Ø Kebanyakan
siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan
tertentu.
Ø Apabila
pelaksanaan role playing dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja
dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran
tidak tercapai
Ø Tidak
semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
Saran-saran yang perlu pendapat perhatian dalam pelaksanaan metode ini:
Ø Merumuskan
tujuan yang akan dicapai dengan melalui metode ini. Dan tujuan tersebut
diupayakan tidak terlalu sulit/berbelit-belit, akan tetapi jelas dan mudah
dilaksanakan.
Ø Melatar
belakang cerita role playing dan bermain peranan tersebut. Hal ini agar materi
pelajaran dapat dipahami secara mendalam oleh siswa/anak didik.
Ø Guru
menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan role playing dan bermain peranan
melalui peranan yang harus siswa lakukan/mainkan.
Ø Menetapkan
siapa-siapa diantara siswa yang pantas memainkan/melakonkan jalannya suatu
cerita. Dalam hal ini termasuk peranan penonton.
Ø Guru
dapat menghentikan jalannya permainan apabila telah sampai titik klimaks. Hal
ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat
didiskusikan secara seksama.
Manfaat model role playing
Manfaat yang
dapat diambil dari model role playing adalah:
Ø Role
playing dapat memberikan semacam hidden practise, dimana murid tanpa sadar
menggunakan ungkapan-ungkapan atau istilah-istilah baku dan normatif terhadap
materi yang telah dan sedang mereka pelajari
Ø Role
playing melibatkan jumlah murid yang cukup banyak, cocok untuk kelas besar.
Ø Role
playing dapat memberikan kepada murid kesenangan karena role playing pada
dasarnya adalah permainan. Dengan bermain murid akan merasa senang karena
bermain adalah dunia murid. Masuklah ke dunia murid, sambil kita antarkan dunia
kita (Bobby DePorter, 2000)
KESIMPULAN
Metode role
playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai
tokoh. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam
‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.
Dalam pembelajaran metode role playing, interaksi sosial menjadi salah satu
faktor penting bagi perkembangan skema mental yang baru. Dimana dalam
pembelajaran ini siswa ikut berperan aktif dan dapat mengetahui secara langsung
bagaimana proses dari suatu kegiatan dalam bidang akuntansi, hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa untuk memecahkan persoalan berfikir kritis
dan melakukan observasi serta menarik kesimpulan.
Dalam penggunaan
teknik bermain peran (role playing), konselor sangat memegang peranan penting
dan dapat menentukan masalah, topik untuk siswa dapat membawakan situasi role
playing yang disesuaikan dari hasil need assessment siswa sehingga dapat
disusun skenario bermain peran (role playing), setelah itu baru dapat
mendiskusikan hasil, dan mengevaluasi seluruh pengalaman yang dirasakan oleh
siswa setelah melakukan bermain peran (role playing). Konselor harus
mengenalkan situasinya dengan jelas sehingga baik tokoh maupun penontonnya
memahami masalah yang disampaikan. Dalam memilih tokoh, konselor yang bijaksana
akan memberikan pengarahan kepada siswa yang akan dipilih berdasarkan hasil
need assessment yang sudah dilakukan sebelumnya. Dalam hal ini konselor menjelaskan
kepada siswa bahwa siswa harus bersedia dan mau menyadari dan membuang rasa
tidak percaya diri yang ada di dalam dirinya untuk mau tampil di depan umum dan
menyadari bahwa dia memiliki kemampuan untuk berperan, dalam permainan peran
ini dilakukannya tidak perlu kaku melainkan harus santai dan dapat menghayati
peran yang dia terima sehingga tidak salah dalam memeragakan/mendramatisasikan
di depan umum dan juga dalam bermain peran ini sistemnya spontan dan tidak
menghafal naskah sebelumnya, selain itu juga pemeran bebas memperagakan tokoh
yang muncul dalam situasi tersebut
Setiap metode
memiliki kelemahan dan kelebihan tertentu, begitu juga dengan metode role
playing ini. Namun yang penting disini, kelemahan dalam suatu metode tertentu
dapat ditutupi dengan memakai metode yang lain. Salah satu kelemahan metode ini
ialah tidak setiap materi dapat disajikan dengan metode ini. Untuk itu
solusinya diharapkan guru dapat memilih materi yang tepat untuk dipergunakannya
metode ini.
Demikianlah
uraian tentang Metode Role Playing, semoga artikel ini bermanfaat bagi para
pendidik untuk selalu meningkatkan mutu pengajaran sehingga pembelajaran yang
dirancang dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus
menyenangkan.
0 comments:
Post a Comment